Pemerintah Bilang Pajak, Rakyat Merasa Dipalak!
![]() |
Pajak made in Indonesia |
Di alun-alun yang panas, lautan manusia bergerak seperti gelombang yang menggulung Kota Pati. Puluhan ribu warga yang marah memaki Bupati Sudewo, gara-gara ia menaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) hingga 250 persen. Sejumlah orang bahkan melemparkan sendal, dan botol air mineral ke kader partai Gerindra tersebut. Peristiwa 13 Agustus 2025 itu dicatat Wikipedia sebagai demonstrasi terbesar dalam sejarah kabupaten itu.
Di tengah kerumunan, turut
berdemonstrasi sebut saja namanya Pak Joko, petani kecil dari desa pinggiran, yang tangannya
gemetar saat melempar sandal buruknya ke pejabat tersebut. Bukan karena dendam
pribadi, tapi karena gara-gara manusia itu mimpi sederhananya: menyekolahkan
anaknya tanpa hutang kini kandas.
"Ini bukan pajak,
ini memalak!" teriaknya sambil mengelap air mata. Suaranya segera hilang dalam
hiruk-pikuk, cermin luka kolektif rakyat yang merasa wewenang negara justru
menjadi celurit yang dikalungkan penguasa ke leher mereka setiap saat. Seperti
burung elang Jawa yang patah sayapnya, Pak Joko dan rakyat berusaha melakukan
perlawanan. Jika pemerintah terus bersikap semena-mena, maka percikan api di Pati
ini juga akan membakar kota-kota lain di Indonesia. Tak terbayangkan kalau 286
juta rakyat Indonesia mengamuk seperti peristiwa People Power Filipina tahun 1986.
Dalam catatan buku sejarah,
pejabat Indonesia bukanlah yang pertama kali memalak, eh maksud saya menaikan
pajak rakyatnya. Sekitar 3300 SM silam pajak sudah diberlakukan di wilayah
Mesopotamia. Di Mesir Kuno tercatat sekitar 3000 SM, Firaun Dinasti Pertama
menarik pajak "heqat" untuk
hasil panen untuk membangun piramida yang menyebabkan banyak rakyatnya mati
kelaparan. Jadi pajak adalah cara paling purba yang digunakan penguasa dalam mengumpul
kekayaan atas nama negara.
Jadi ratapan Pak Joko di
Pati juga adalah sengsara rakyat Mesir 5000 tahun yang silam. Tak jauh beda
antara yang diderita Pak Joko dengan yang dirasakan oleh nenek moyangnya saat
zaman kolonial Belanda. Tahun 1602-16-19 VOC bahkan sudah mulai menerapkan
pajak di negeri jajahannya. Tahun 1811-1816 secara formal Landrente (pajak tanah) diberlakukan oleh Raffles. Akibatnya Pangeran
Diponegoro marah dan memberontak (1825-1830).
Pasca-kemerdekaan,
warisan ini berlanjut melalui UU Pajak Penghasilan 1944. Makin hari jumlah yang diminta negara makin naik. Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) yang naik ke 12% pada 2025, memukul keras kelas bawah
(Indonesia’s 2025 VAT Rate Increase, 2024). Tapi nyatanya dari penelitian World
Bank diketahui kalau pengeluaran pemerintah dari pajak tak signifikan
mengurangi angka kemiskinan di Indonesia. Ini berarti pemerintah tidak bijak
memberlanjakan duit rakyat Rp1.355,07 triliun (2024) tersebut.
Kondisi inilah yang
membuat dada Pak Joko dan jutaan rakyat Indonesia kini sesak. Sementara angka pengangguran
Indonesia tahun 2025 hampir tembus 5%—tertinggi di ASEAN. Biaya kesehatan naik 15-20%,
sementara pendidikan swasta bengkak menjadi 10-12%, memaksa orang tua seperti
Pak Joko memilih antara makan atau sekolah anak.
Ohya disosmed sering ada
yang berkata, Pajak yang lo bayar itu udah jadi Tol! Tapi mengapa tarif Tol
Indonesia yang jaraknya pendek-pendek pun harganya jauh lebih mahal dibanding tarif
tol Malaysia yang panjang, lebar-lebar dan lebih bagus dari tol di Indonesia? Orang
seperti Pak Joko yang cuma mampu beli sepeda motor bekas, mana mungkin bisa
menikmatinya. Untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari aja Pak Joko dan 23,85
juta penduduk Indonesia nyaris mencret. Karena itu betapa perih hatinya ketika melihat
anaknya melengkung di pojok rumah kontrakan mereka yang busuk, sementara di
televisi pengumuman kenaikan harga barang dan pajak berkelebat bagai celurit yang
mengincar urat lehernya. Sementara nun jauh disana, negara-negara eropa seperti
Swiss menunjukkan jalan lain: dengan transparansi tinggi melalui sistem pajak
progresif dan akuntabilitas digital, di mana 90% pajak dikembalikan dalam
bentuk layanan publik berkualitas, mengurangi ketimpangan tanpa mencekik rakyat
(Top low-tax countries in 2025: A complete guide for expats, 2025). Di
Singapura, pajak dikelola dengan efisien dan transparan mengalir untuk kesejahteraan,
bukan ke kantong elite.
Seperti wayang yang
berulang memainkan lakon lama di bawah kendali dalang yang setengah mabok, aku bertanya-tanya: mengapa setelah lebih dari 5000 tahun perilaku
raja-raja lalim zaman baheula—yang dengan enteng memalak rakyatnya atas nama
negara—masih dipertahankan? Padahal lebih banyak hasil pajak yang dikorupsi daripada
kembali ke pada rakyat. Mengapa para pemimpin kita, yang kononnya beragama, berakal
dan smart tak menemukan cara mendanai pembangunan negeri ini dengan cara yang
lebih kreatif dan beradab? Mosok jauh-jauh belajar ke universitas terbaik di
dunia, eh saat pulang dan jadi pejabat cuma copy
paste dan modifikasi dikit cara-cara culas yang diterapkan penjajah, yaitu memalak—ups,
maksudnya memajaki—rakyat?
Daftar Pustaka
· ASEAN
Focus: Indonesia & Malaysia (2025). OCBC. Available at: https://www.ocbc.com/iwov-resources/sg/ocbc/gbc/pdf/Regional%2520Focus/ASEAN/ASEAN%2520Focus.pdf
[Accessed 23 August 2025].
· Best
Tax Haven Countries in 2025 (2025). Nomad Capitalist. Available at: https://nomadcapitalist.com/global-citizen/best-tax-haven-countries/
[Accessed 23 August 2025].
· Governance
and Taxation in Colonial Indonesia, 1870-1940 (t.t.). [Details not specified in
original].
· Indonesia
to Raise Tax Rate on Crypto Transactions (2025). [Details not specified in original].
· Indonesia's
Unemployment Rate Remains Highest in ASEAN in 2025 (2025). Tempo.co. Available
at: https://en.tempo.co/read/2040095/indonesias-unemployment-rate-remains-highest-in-asean-in-2025
[Accessed 23 August 2025].
· Indonesia’s
2025 VAT Rate Increase (2024). [Details not specified in original].
· People-First
Housing: A Roadmap from Homes to Jobs to Prosperity (2025). World Bank. Available
at: https://thedocs.worldbank.org/en/doc/4974bce760a3ede15db82630d57c86a8-0070012025/original/IEP-JUNE-2025-FULL-REPORT.pdf
[Accessed 23 August 2025].
· Revisiting
the Impact of Government Spending & Taxes on Poverty and Inequality in
Indonesia (t.t.). World Bank.
· Stressed
About Taxes? Blame the Ancient Egyptians (2024). [Details not specified in
original].
· Suara.com
(2025). Dilempar Sandal di Demo Rakyatnya, Bupati Pati Tolak Mundur: Saya Mohon
Maaf. Available at: https://www.suara.com/news/2025/08/13/144440/dilempar-sandal-di-demo-rakyatnya-bupati-pati-tolak-mundur-saya-mohon-maaf
[Accessed 23 August 2025].
· Tax
Revenue and Income Inequality in Indonesia: A Provincial Level (t.t.). [Details
not specified in original].
· Top
low-tax countries in 2025: A complete guide for expats (2025). Taxes for
Expats. Available at: https://www.taxesforexpats.com/articles/immigration/low-tax-countries.html
[Accessed 23 August 2025].